Selasa, 01 Maret 2011

Klasifikasi Pertanyaan

BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Kurun waktu empat puluh tahun tercatat dalam sejarah pengukuran dan penilaian dengan hadirnya beberapa orang pakar pendidikan di Amerika Serikat yaitu Benjamin S.Bloom, M.D. Englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Krathwohl dan didukung oleh Ralph E. Tylor dengan mengembangkan suatu metode pengklasifikasian tujuan pendidikan yang disebut taxonomy. Ide untuk membuat taksonomi muncul setelah lebih kurang lima tahun mereka berkumpul dan mendiskusikan pengelompokan tujuan pendidikan, yang pada akhirnya melahirkan sebuah karya Bloom dan kawan-kawannya dengan judul: Taxonomy of Educational Objevtives. Taksonomi adalah seperangkat prinsip atau hubungan yang digunakan untuk menempatkan sesuatu ke dalam suatu kategori. Dalam dunia pendidikan taksonomi tujuan instruksional dapat mengelompokkan tujuan ke dalam salah satu dari tiga kategori yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sudijono, 2001:49).
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam jenjang ini akan dibahas lebih lanjut pada pokok pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan dalam makalah ini yaitu bagaimanakah pengelompokan atau pengklasifikasian pertanyaan menurut taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi ?



C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui pengelompokan atau pengklasifikasian pertanyaan menurut taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi ?

BAB II
PEMBAHASAN



Pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, memberikan waktu yang cukup, menyebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, memberikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir menuntun jawaban siswa sampai menemukan jawaban sendiri. Dalam pelaksanaan tugas pembelajaran terdapat empat jenis pertanyaan yaitu: 1) pertanyaan permintaan, 2) pertanyaan mengarahkan atau menuntun, dan 3) pertanyaan yang bersifat menggali, dan 4) pertanyaan retoris. Selain itu terdapat pula pertanyaan inventori yang terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) pertanyaan yang mengungkap perasaan dan pikiran, 2) pertanyaan yang menggiring siswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan pikiran dan perbuatan, dan 3) pertanyaan yang menggiring peserta didik untuk mengidentifikasi akibat-akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatan (Idris, 2010).
Menurut Widodo (2006), macam-macam klasifikasi pertanyaan yaitu:
a. Pertanyaan akademik dan pertanyaan non akademik
Menurut Hamilton dan Brady (1991) dalam Widodo (2006), pertanyaan akademik adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi subjek, baik materi yang telah lalu maupun materi yang sedang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan sosial, organisasi, dan disiplin yang tidak terkait dengan materi dikelompokkan dalam pertanyaan non akademik.
b. Pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka
Menurut Harlen (1992) dalam Widodo (2006), pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang hanya mengundang satu atau beberapa respon yang terbatas dan biasanya langsung menuju satu kesimpulan. Pertanyaan tertutup mempunyai jawaban yang pasti dan terbatas. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengundang sejumlah jawaban. Pada pertanyaan terbuka rentangan kemungkinan respon yang dapat diberi adalah lebih luas jika dibandingkan dengan pertanyaan tertutup.
c. Pertanyaan terkait proses kognitif
Menurut Bloom (1956) dalam Widodo (2006), taksonomi Bloom merupakan salah satu taksonomi yang telah sejak lama digunakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Pertanyaan juga dapat diklasifikasikan dalam berbagai proses kognitif. Dalam versi revisi taksonomi Bloom (Anderson et al, 2001) dilakukan pemisahan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.
Berdasarkan klasifikasi Bloom pertanyaan-pertanyaan digolongkan ke dalam enam kelompok yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dari klasifikasi Bloom, maka jenis pertanyaan dapat digolongkan menjadi pertanyaan tingkat rendah (pertanyaan yang menjaring ingatan) dan pertanyaan tingkat tinggi. Tingkatan kemampuan ranah kognitif Bloom sebelum direvisi yaitu:
a. Pertanyaan ingatan/pengetahuan (knowledge)
Pertanyaan pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya. Pengetahuan atau ingatan adalah proses berpikir yang paling rendah (Sudijono, 2001:50). Pertanyaan pengetahuan menuntut siswa untuk menyebut kembali informasi (pelajaran), sehingga siswa dituntut mengingat kembali apa yang penting atau dasar bagi tingkat berpikir yang lebih tinggi. Pertanyaan ingatan menghendaki siswa mengenal atau mengingat informasi. Siswa tidak diminta untuk memanipulasi informasi, tetapi hanya diminta mengingat informasi tersebut seperti yang pernah mereka pelajari dulu. Untuk menjawab pertanyaan tingkat pengetahuan siswa harus mengingat fakta-fakta, observasi, definisi-definisi yang pernah mereka pelajari (Abimanyu dan Pah, 1985:24).
Ada beberapa cara untuk mengingat dan menyimpan dalam ingatan yaitu teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kemudia, dan membuat singkatan yang bermakna. Untuk menyusun item tes pengetahuan hafalan yaitu tipe melengkapi, tipe isian, dan tipe benar salah. Karena lebih mudah menyusunnya, orang banyak memilih tipe benar salah (Sudjana, 2005:24).
Kata-kata yang biasanya dipakai dalam pertanyaan ingatan adalah mendefinisikan, menerangkan, mengidentifikasikan, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, dan menamakan. (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:40).
Manfaat pertanyaan ingatan yaitu:
1. Kategori ingatan/pengetahuan masih diperlukan oleh tingkat berpikir yang lebih tinggi. Kita tidak bisa menyuruh siswa untuk memikirkan jenjang yang lebih tinggi jika siswa kurang informasi dasar
2. Masyarakat juga masih menghendaki banyak hal yang harus diingat
3. Pertanyaan ingatan masih bisa melibatkan siswa lebih dari sekedar mengingat fakta, jika siswa diminta mengingat konsep-konsep yang luas, generalisasi yang didiskusikan sebelumnya, definisi-definisi , metode-metode pendekatan pemecahan masalah dan kriteria evaluasi.
Kelemahan pertanyaan ingatan yaitu:
1. Guru cenderung terlalu banyak menanyakan fakta dibanding dengan pertanyaan tingkat tinggi lainnya.
2. Ingatan fakta-fakta yang dibangun dengan pertanyaan faktual mudah dan cepat dilupakan siswa
3. Pertanyaan ingatan biasanya hanya mengukur pengertian-pengertian yang dangkal
4. Ingatan fakta-fakta saja sering belum berarti mengerti.
b. Pertanyaan pemahaman (Comprehension)
Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan (Sudijono, 2005:24).
Menurut Sudjana (2005:24), tingkat pemahaman dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:
1. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, dan mengartikan merah putih.
2. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran mulai menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, dan membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.
3. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, dan masalah.
Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenali, tetapi membuat item pemahaman tidaklah mudah. Item pemahaman dapat disajikan dalam gambar, denah, diagram, dan grafik. Dalam tes objektis, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah banyak mengungkapkan aspek pemahaman (Sudjana, 2005:25).
Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan, dan menjelaskan (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:41).
c. Pertanyaan penerapan
Pertanyaan penerapan atau aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya. Aplikasi atau penerapan adalah proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman (Sudijono, 2001:51).
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Menurut Bloom dalam Sudjana (2005:26) terdapat delapan tipe aplikasi dalam rangka menyusun item tes tentang aplikasi yaitu:
1. Menetapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai untuk situasi yang baru dihadapi
2. Menyusun kembali masalah sehingga dapat menerapkan prinsip atau generalisasi yang sesuai
3. Memberikan spesifikasi batas-batas relevansi suatu prinsip atau generalisasi
4. Mengenali hal-hal khusus yang terpampang dari prinsip generalisasi
5. Menjelaskan suatu gejala baru berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu.
6. Meramalkan sesuatu yang akan terjadi berdasarkan prinsip dan generalisasi tertentu.
7. Menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip dan generalisasi yang relevan.
8. Menjelaskan alasan menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi.
Pertanyaan penerapan sangat umum dijumpai dalam matematika. Kategori penerapan mencakup mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengungkap, memodifikasi, menjalankan, membuat ramalan, menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:42)
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan analisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang aplikasi (Sudijono, 2001:51).
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis meruapakn kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan kecakapan dari tipe pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif (Sudjana, 2005:27).
Menurut Sudjana (2005:27), untuk membuat item tes kecakapan analisis memerlukan pengenalan berbagai kecakapan yang termasuk klsifikasi analisis yaitu:
1. Dapat mengklasifikasikan kata-kata, frase-frase, atau pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan kriteria analitik tertentu.
2. Dapat meramalkan sifat-sifat khusus tertentu yang tidak disebutkan secara jelas
3. Dapat meramalkan kualitas, asumsi, atau kondisi yang implisit atau yang perlu ada berdasarkan kriteria dan hubungan materinya
4. Dapat mengetengahkan pola, tata, atau pengaturan materi dengan menggunakan kriteria seperti relevansi, sebab-akibat, dan peruntutan
5. Dapat mengenal organisasi, prinsip-prinsip organisasi, dan pola-pola materi yang dihadapinya
6. Dapat meramalkan sudut pandangan, kerangka acuan, dan tujuan materi yang dihadapinya.
Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan analisis yaitu menguraikan, membuat diagram, membeda-bedakan, mengidentifikasi, menggambarkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan memperinci (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:43)
e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan sintesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang analisis (Sudijono, 2001:51). Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa menampilkan pikiran yang original dan kreatif. Pertanyaan jenis ini menghendaki siswa menghasilkan komunikasi-komunikasi yang asli, membuat ramalan, dan memecahkan masalah-masalah (Abimanyu dan Pah, 1985:26).
Berpikir sintesis adalahberpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat dipastikan. Mensintesiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya ke dalam satu kelompok besar. Mengartikan analisis sebagai memecah integritas menjadi bagian-bagian dan sintesis sebagai menyatukan unsur-unsur menjadi integritas perlu secara hati-hati dan penuh telaah. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativitas juga beroperasi dengan cara divergen (Sudjana, 2005:28).
Menurut Sudjana (2005:28), kecakapan sintesis dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe yaitu:
1. Kemampuan menemukan hubungan yang unik. Artinya menemukan hubungan antara unit-unit yang tak berarti dengan menambahkan satu unsur tertentu dan unit-unit tak berharga menjadi sangat berharga. Contohnya kemampuan mengomunikasikan gagasan, perasaan, dan pengalaman dalam bentuk tulisan, gambar, simbol ilmiah, dan yang lainnya.
2. Kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang diketengahkan.
3. Kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, hasil observasi menjadi terarah, proporsional, hipotesis, skema, dan model.
Pertanyaan sintesis menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan sintesis yaitu menggabungkan, menyusun, mencipta, merancang, menjelaskan, membangkitkan, merencanakan, menghubungkan, menyusun kembali, merevisi, menulis kembali, menyimpulkan, menceritakan, menulis, mengorganisasikan kembali, membuat modifikasi (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:44).
f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan evaluasi merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, dan nilai atau ide (Sudijono, 2001:52). Pertanyaan evaluasi ini membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu memeriksa dan mengkritik (Widodo, 2006).
Menurut Sudjana (2005:29), kecakapan evaluasi seseorang dapat dikategorikan ke dalam enam tipe yaitu:
1. Dapat memberikan evaluasi tentang ketepatan suatu karya atau dokumen
2. Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi, evidensi, dan kesimpulan, juga keajegan logika dan organisasinya. Dengan kecakapan ini diharapkan seseorang mampu mengenal bagian-bagian serta keterpaduannya.
3. Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai orang dalam mengambil suatu keputusan
4. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan memperbandingkannya dengan karya lain yang relevan
5. Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan
6. Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan menggunakan sejumlah kriteria yang eksplisit.
Kata kerja operasional pada jenjang kemampuan evaluasi yaitu menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik, memerikan, membeda-bedakan, menjelaskan, mempertimbangkan kebenaran, menginterpretasikan, menghubungkan, menyimpulkan, dan menyokong (Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003:45).













Gambar 1.1 Tingkatan Kemampuan Ranah Kognitif Bloom
Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/
materisoftskill/Penilaianassesment.pdf

Dimensi proses kognitif mencakup menghafal (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyse), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).
a. Menghafal (remember)
Mengingat merupakan proses kognitif paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar “mengingat” bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengenali (recognizing) dan mengingat (Widodo, 2006).
b. Pertanyaan memahami (understand)
Pertanyaan pemahaman menuntut siswa menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai untk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Jawaban siswa tidak sekedar mengingat kembali informasi, namun harus menunjukkan pengertian terhadap materi yang diketahuinya (Widodo, 2006).
c. Mengaplikasikan (apply)
Pertanyaan penerapan mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu, mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif yaitu menjalankan dan mengimplementasikan (Widodo, 2006).
d. Menganalisis (analyze)
Pertanyaan analisis menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut (Widodo, 2006).
e. Mengevaluasi (evaluate)
Mengevaluasi membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini adalah memeriksa dan mengkritik.
f. Membuat (create)
Membuat adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini yaitu membuat, merencanakan, dan memproduksi (Widodo, 2006).







Gambar 1.2 Ranah Kognitif Bloom (revisi oleh Anderson dkk, 2001)
Sumber: http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/
materisoftskill/Penilaianassesment.pdf








BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Klasifikasi pertanyaan menurut taksonomi Bloom terdiri dari 6 ranah kognitif yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan klasifikasi pertanyaan yang telah direvisi oleh Anderson meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat.








DAFTAR PUSTAKA



Abimanyu, S. & Pah, D. N. 1985. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut: Panduan Pengajaran Mikro I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Idris, D. 2010. Pembelajaran dengan Teknik Bertanya(Online), (http://abahdedi-maribelajar.blogspot.com/2010/12/pembelajaran-dengan-teknik-bertanya.html, Diakses 1 Maret 2011

Widodo, A. 2006. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains: The Feature Of Teachers’ and Students’ Questions In Science Lessons, (Online), Vol. 4, No. 2, (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4206139148.pdf, Diakses 1 Maret 2011).

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rustaman, Y. N., Soendjojo, D., Suroso, A. Y., Yusnani, A., Ruchji, S., Diana, R. & Mimin, N. K. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Imstep: Technical Cooperation Project for Development of Science and Mathematics Teaching for Primary and Secondary Education in Indonesia.

Rabu, 23 Februari 2011

Virus DNA

PENDAHULUAN


Kajian biologi berupa makhluk hidup yang mencakup berbagai tingkat organisasi kehidupan. Biologi merupakan anggota kelompok ilmu murni. Biologi sebagai ilmu murni sangat berperan dalam pengembangan ilmu terapan. Biologi mengalami perkembangan sangat pesat menjadi cabang-cabang ilmu yang khusus mempelajari sesuatu yang khas. Cabang biologi berdasarkan objek studi salah satu contohnya adalah virology.
Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus, mikroorganisme yang dapat membahayakan. Virus merupakan mikroorganisme yang begitu kecil sehingga dapat terlihat pada perbesaran yang disediakan oleh mikroskop electron. Virus dapat melewati pori-pori saringan yang tidak dapat dilewati oleh bakteri. Virus juga memperbanyak diri hanya di dalam sel inang (sel hewan, mikroorganisme dan sel tumbuhan).
Virus tidak mampu melakukan sintesis protein karena tidak dapat melakukan metabolisme sendiri. Virus bergantung pada sel inangnya untuk melaksanakan fungsi-fungsi seperti bereproduksi. Virus memiliki informasi genetik untuk bereproduksi dan mengambil alih sistem pembangkit energi dan pembuat sintesis protein sel inangnya.
Virus berpindah dari satu sel inang ke sel inang yang lain dalam bentuk paket-paket gen berukuran kecil. Berbeda dengan sel-sel inang, virus hanya memiliki salah satu asam nukleat yaitu DNA saja atau RNA saja, tidak keduanya. Dalam makalah ini hanya membahas tentang virus DNA.
Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang menjadi pokok permasalahannya adalah
1. Bagaimanakah Jenis-jenis virus DNA?
2. Bagaimanakah ciri-ciri virus DNA ?
3. Bagaimanakah proses replikasi virus DNA ?
4. Penyakit dan manfaat apa yang diberikan oleh virus DNA ?

PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis Virus DNA
Virus DNA dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Kelompok pertama Papovirus, Adenovirus, dan Herpesvirus. Genom virus kelompok ini ditranskripsi dan direplikasi di dalam nukleus sel. Oleh karena itu, dapat menggunakan enzim inang. Kelompok kedua adalah Poxvirus. Proses transkripsi Poxvirus terjadi di sitoplasma. Proses transkripsi memerlukan enzim virus. Kelompok ketiga adalah Parvovirus. Virus terasosiasi adeno memerlukan adenovirus atau virus herpes simpleks untuk perbanyakannya. Tanpa virus penolong, genom hanya terintegrasi ke genom inang tetapi tidak tereskpresikan. Kelompok keempat adalah virus hepadna (Anonim, 2010).
Kebanyakan virus DNA berisi genom tunggal dsDNA linier. Anggota Papovirus (poliomavirus dan papilomavirus) memiliki genom dsDNA sirkuler. dsDNA menyediakan template untuk mRNA dan transkripsi mandiri. Protein struktural menyusun kapsid Papovirus. Selain itu terdapat 5-6 protein nonstruktural yang berpern dalam transkripsi, replikasi, dan transformasi. ssDNA linier 4-6 kb pada famili parvovirus yang terdiri atas Parvovirus, eritrovirus, dan dependovirus. Virion berisi 2-4 jenis protein struktural yang dikode dari gen yang sama. Virus terasosiasi-adeno (AAV) tidak mampu menghasilkan virion anakan, kecuali terdapat virus penolong (virus herpes atau virus adeno) pada sel inang. ssDNA hanya dijumpai pada famili circovirus dan berisi 1,7-2,3 kb. Famili Circovirus merupakan virus autonom terkecil. Kapsid isometrik berdiameter 17 nm dan terdiri atas 2 jenis protein (Anonim, 2010).
Virus DNA tak berselubung misalnya Adenovirus, Papovirus, Poliomavirus dan Parvovirus. Sedangkan virus lain merupakan virus terselubung yang terdiri dari protein dan lipid.

Jenis-jenis famili virus yang menginfeksi manusia. +: pita sense; -: pita antisense; : pita ganda; C: jumlah kapsomer

2. Ciri-ciri Virus DNA
a. Parvoviridae (IHHN-VIRUS)
Parpoviridae merupakan kelompok kecil dari seluruh virus (18-21 nm), tak berselubung dengan suatu genom linear untai tunggal (Rainbie, 2009). Virionnya ikosahedral, terdiri dari 32 kapsomer. Komposisi DNA (20%) dan protein (80%), terdiri dari dua selubung protein, inang parvovirus adalah pinaeidae (keluarga udang) dan pembawa lain adalah udang laut (Elizabeth,2009).
b. Papovaviridae
Sub familinya poliomavirus JC dan BK. Virus JC dapat menyebabkan suatu infeksi neurologis berat pada penderita dengan gangguan kekebalan tubuh. Human papillomavirus (HPV) membentuk suatu pengelompokkan virus DNA kuboid tak berselubung yang besar (Rainbie, 2009). Berkembang dalam inti sel dan tahan terhadap eter (Suherman, 2010). Virus HPV merupakan virus yang dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak normal (displansia) atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. HPV berbentuk ikosahedral dengan ukuran 55 nm, memiliki 72 kapsomer dan 2 protein kapsid, yaitu L1 dan L2. Virus ini bersifat mutagen, (Thoma, 2010).
c. Adenoviridae
Virus ini tak berselubung, berbentuk bulat diameter 70-90 nm, stabil pada suhu 4-360°C, dan mati pada suhu 56°C (Suherman, 2010). Replikasinya terjadi di nukleus. Virus ikosahedral tak berselubung dengan suatu genom DNA untai ganda. Adenovirus tipe 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 menyebabkan pneumonia pada anak-anak. Serotipe 40 dan 41 menyebabkan diare akut sedangkan serotipe 3 dan 7a menyebabkan demam berdarah (Rainbie, 2009).



d. Hepadnaviridae
Virus hepatitis B (HBV) berselubung kecil dengan suatu nukleokapsid ikosahedral. Infeksi yang menetap menyebabkan penyakit hepatitis kronis atau bahkan karsinoma hepatoseluler (Rainbie, 2009).
e. Poxviridae
Merupakan virus terbesar (350x400 nm) dan paling kompleks dari virus yang ada. Orthopoxvirus meliputi cacar, cacar monyet dan cacar sapi (Rainbie, 2009).
f. Herpesviridae
Virus ini merupakan virus berselubung dengan suatu nukleokapsid ikosahedral. Berrkembang biak dalam inti sel, dan ukuran 100-150 nm. Terdapat lima macam herpes karena virus yaitu herrpes simplek, herpes zooster, varicella, sitomegalovirus, dan virus epstein barr (Suherman, 2010).
g. Cauliflower mosaic virus
Salah satu kelompok virus tumbuhan yang mempunyai genom untai ganda adalah genus Caulimovirus dan salah satu spesiesnya adalah Cauliflower Mosaic virus (CaMV). CaMV mempunyai genom berbentuk lingkaran mempunyai satu celah (gap) pada salah satu untai (strand) DNA dan dua celah pada untai komplemen DNA. Tahapan replikasi virus CaMV (1) virion masuk ke sitoplasma dan terjadi pelepasan subunit protein selubung virus (uncoating) (2) genom dsDNA masuk ke inti membentuk mikromosom (3) dalam inti sel, DNA itu di transkripsi menghasilkan RNA (4) RNA dari dalam inti ditransfer ke sitoplasma untuk translasi protein yang dibutuhkan untuk replikasi dan patogenesis tanman (5) RNA 35 s hasil transkripsi di transfer ke sitoplasma dan digunakan sebagai tempat untuk membentuk genom virus baru melalui transkripsi balik.
3. Proses Replikasi Virus DNA
Virus DNA hewan, proses transkripsi dan translasi tidak digabungkan. Kecuali untuk Poxvirus transkripsi terjadi pada inti dan terjemahan dalam sitoplasma. Umumnya, transkrip primer, yang dihasilkan oleh RNA polimerase II, lebih besar daripada mRNA ditemukan pada ribosom, dan dalam beberapa kasus, sebanyak 30% dari RNA ditranskripsi tetap diterjemahkan dalam nukleus. Para utusan virus, bagaimanapun, seperti sel-sel hewan, yang monocistronic. Transkripsi memiliki organisasi temporal, dengan virus DNA yang paling hanya sebagian kecil dari genom ditranskripsi menjadi utusan awal. Sintesis protein awal adalah langkah awal penting dalam replikasi DNA virus. Setelah sintesis DNA, sisa genom ditranskripsi menjadi utusan terlambat. Virus kompleks memiliki gen awal langsung, yang dinyatakan di hadapan inhibitor sintesis protein, dan tertunda gen awal, yang membutuhkan sintesis protein untuk berekspresi. Regulasi dilakukan oleh protein hadir dalam virion, atau ditentukan oleh gen virus atau selular, berinteraksi dengan urutan peraturan di ujung 5 'gen. Urutan ini dapat menanggapi di trans untuk produk yang dihasilkan oleh gen lain dan bertindak dalam cis pada gen yang terkait. Kelas yang berbeda mungkin gen ditranskripsi dari untai DNA yang berbeda dan oleh karena itu dalam arah yang berlawanan misalnya polyomaviruses. Transkrip dapat menjalani proses pasca-transkripsi sehingga urutan intervensi yang tidak penting akan dihapus. Modus replikasi adalah semikonservatif tetapi sifat intermediet replikatif tergantung pada cara replikasi. Beberapa metode replikasi virus DNA sebagai berikut :
A. Adenoviruses
Adenovirus menunjukkan replikasi asimetris, yang memulai pada 3 'akhir dari salah satu untaian menggunakan primer protein. Untai untai tumbuh menggantikan yang sudah ada sebelumnya dari polaritas yang sama dan membangun sebuah molekul dupleks lengkap. Untai pengungsi pada gilirannya ulangan dengan cara yang sama setelah menghasilkan struktur yang menjulur oleh pasangan pengulangan terminal terbalik.
B. Herpesvirus B
Herpesvirus memiliki genom linier dengan mengulangi terminal. Pada mencapai inti, berakhir terminal menjalani terbatas pencernaan exonucleotic dan kemudian pasangkan untuk membentuk lingkaran. Replikasi diperkirakan berlangsung melalui mekanisme lingkaran bergulir, dimana concatemers terbentuk. Selama pematangan, unit-panjang molekul dipotong dari concatemers.
C. Papovaviruses
DNA dari papovaviruses adalah lingkaran dan replikasi adalah dua arah dan simetris, melalui intermediet siklik.
D. Parvoviruses
Replikasi parvoviruses beruntai tunggal dimulai ve dan-ve stranded DNA + ketika dari partikel parvovirus berbeda datang bersama untuk membentuk sebuah molekul DNA beruntai ganda dari yang transkripsi dan replikasi berlangsung.
E. Poxviruses
Ciri mencolok dari DNA poxvirus adalah bahwa kedua untai komplementer bergabung. Intermediet replikatif, hadir dalam sitoplasma, yang concatemers khusus berisi pasang genom tersambung baik kepala ke kepala atau ekor ekor.
F. Hepadnaviruses
Hepatitis B virus mempekerjakan transkripsi balik untuk replikasi. Genom terdiri dari DNA sirkuler untai ganda sebagian dengan untai negatif yang lengkap dan untai positif tidak lengkap. Saat memasuki sel, untai positif selesai dan ditranskripsi. Transkrip RNA yang pada gilirannya reverse-ditranskripsi menjadi DNA oleh enzim virus dalam beberapa langkah, berikut erat model retrovirus, termasuk melompat dari untai positif baru lahir dari satu ulangi langsung (DR) yang lain.


G. Cauliflower mozaik virus
Replikasi melibatkan transkripsi kebalikan dari suatu RNA intermediet.
4. Penyakit dan Manfaat yang diberikan oleh Virus DNA
a. Penyakit yang ditimbulkan Virus DNA
• Pavoviridae
Ada 2 tipe virus yaitu parvo virus tipe jantung dan tipe alat pencernaan. Serangan parvovirus tipe alat pencernaan akan menunjukan gejala antara lain penderita menjadi sangat depresif, nyeri perut serta sering muntah dan mencret (kadang berak berwarna merah darah) dan baunya sangat menusuk.
Gejala akibat serangan Parvovirus tipe jantung, antara lain radang otot jantung (Myocarditis) yang sangat fatal disertai timbunan cairan didalam paru-paru (hydrothorax). Virus tipe ini akan menyebabkan kematian yang sangat cepat dan mendadak, terutama pada anjing yang umur 5- 6 minggu (Yanti, 2009).
• Papovaviridae
Human Papilloma virus menimbulkan penyakit kanker leher rahim; kutil pada tangan dan kaki; masalah pada mulut, lidah, dan bibir; kanker penis; dan displansia pada dubur.
• Adenoviridae
Penyakit akut infeksi pernafasan atas dengan demam dan hidung meler, radang otak, peradangan lambung dan usus, radang kelenjar getah bening di perut, suatu jenis gangguan usus (Anonim, 2010)
• Hepadnaviridae
Hpatitis B
• Herpesviridae
Cacar
• Poxviridae
Cacar sapi, cacar monyet, dan acar kelinci.

b. Manfaat yang diberikan oleh virus
• Pembuatan vaksin (mikroorganisme yang dilemahkan imatikan sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap)
• Pembuatan peta kromosom
• Pembuatan interferon dari virus melalui rekayasa genĂ©tica
• Bakteri yang mengandung Profage bermanfaat untuk pengobatan berbagai macam penyakit.
• Dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu, misalnya bakteri pengganggu pada produk makanan yang diawetkan.
• Virus penyebab kanker dapat dicangkokkan bersama gen-gen penghasil insulin atau zat lain ke bakteri sehingga bakteri tersebut berbiak dengan cepat dan sekaligus memproduksi insulin atau zat lain
KESIMPULAN
1. Jenis-jenis Virus DNA yaitu Parvovirus, Papovavirus, Adenovirus, Hepadnavirus, Poxvirus, Herpesvirus, dan Cauliflower mozaik virus.
2. Ciri-ciri virus DNA secara umum yaitu semua virus DNA kecuali Parvovirus memiliki untai ganda; semua kecuali Poxvirus melakukan duplikasi DNA-ya di inti sel dan berbentuk ikosahedral; virus DNA yang telanjang adalah Parvovirus, Adenovirus, dan Papovirus; replikasi virus DNA kecuali virus hepatitis B menduplikasikan DNAnya dengan menggunakannya sebagai cetakan untuk membuat lebih banyak DNA.
3. Replikasi virus DNA hewan, proses transkripsi dan translasi tidak digabungkan kecuali Poxvirus, transkripsi terjadi pada inti dan terjemahan dalam sitoplasma. Cauliflower mozaik virus bereplikasi dengan melibatkan transkripsi kebalikan dari suatu RNA intermediet
4. Jenis penyakit yang dapat ditimbulkan misalnya hepatitis B, cacar, akut pernapasan, dan kanker. Manfaat virus dapat dijadikan pembuatan peta kromosom, vaksin, interferon dari virus melalui rekayasa genetika.
DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2010. Pengantar Virologi. http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&q=komposisi+kimia+dan+model+replikasi+pengantar+virologi&aq=f&aqi=&aql=&oq=. Diakses tanggal 23 Januari 2011.

Anonim. 2010. Replikasi Virus. http://virology-online.com/general/Replication.htm. Diakses tanggal 23 Januari 2011.

Elizabeth, K. 2009. Parvovirus (H1HN VIRUS). www.fpk.unair.ac.id/webo/.../ekspresi%20gen%/20i%20pertemuan%20vi.ppt. Diakses tanggal 29 November 2010.

Rainbie. 2009. Virus. http://rrainbie-queen.blogspot.com/. Diakses tanggal 29 November 2010.

Saputra, M. I. 2010. Virus DNA & RNA dan Kaitannya dengan Penyakit Tropis. http://www.docstoc.com/docs/37029788/Virus-DNA-RNA--PBL-Kedokteran-Tropis. Diakses tanggal 23 Januari 2011.

Suherman, M. 2010. Virologi. http://mohamad-suherman.blogspot.com/. Diakses tanggal 29 November 2010

Thoma, S.R. 2010. Human Papilloma Virus. http://www.pdftop.com/view/aHR0cDovL21pa3JvYmlhLmZpbGVzLndvcmRwcmVzcy5jb20vMjAwOC8wNS9zaXNpbGlhLXJhbmktdGhvbWEwNzgxMTQxNDExLnBkZg. Diakses tanggal 29 November 2010.

Yanti. 2009. Waspadai Penyakit Parvovirus Pada Anjing Kesayangan Anda.
http://www.facebook.com/notes/yanti-pet-doctor/waspadai-penyakit-parvovirus-pada-anjing-kesayangan-anda/118020732559. Diakses tanggal 29 November 2010.